"Keindahan Suara Rasulullah SAW & keberuntungan sahabatnya yg wafat dlam pangkuan MANUSIA AGUNG.
As Sayyidil Al Habib Munzir bin Fuad Al Musawwa RA
Diriwayatkan dalam Shahih Al Bukhari bahwa tiada suara yang lebih indah daripada suara Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Dan ketika Beliau SAW berbicara di hari Haji Al Wada’ (Haji Perpisahan) yang dihadiri oleh puluhan ribu orang maka suara beliau terdengar rata oleh orang yang berada di barisan terdepan atau pun yang berada di barisan paling belakang, meskipun di saat itu tidak ada pengeras suara, akan tetapi angin tidak berani memotong suara Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, dimana suara itu mampu menembus ‘Arsy Ar Rahman di dalam munajat.
Oleh sebab itu, ketika salah seorang shahabat RA (dalam riwayat yang tsiqah) melihat aurat seorang wanita dengan sengaja, maka ia merasa telah berbuat dosa yang sangat besar dan ia pun menyendiri ke atas gunung dan tidak mau lagi melihat wajah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam karena dia merasa tidaklah pantas matanya melihat wajah Beliau SAW karena mata itu telah berbuat zina.
Dan setelah beberapa hari Rasulullah SAW menanyakan orang itu karena beberapa hari Rasulullah SAW tidak melihatnya.
Maka As Sayyidina Abu Bakar As Shiddiq RA mendatanginya ke gunung dan berkata kepada orang itu:
“engkau dipanggil oleh Rasulullah”.
Orang itu menjawab:
“aku tidak mau melihat wajah Rasulullah, mataku tidak lagi pantas memandang beliau karena telah berbuat dosa”.
maka As Sayyidina Abu Bakar RA berkata: “ini adalah perintah Rasulullah”.
Maka ia pun datang kepada Rasulullah SAW shallallahu ‘alaihi wasallam dan ketika itu Rasulullah SAW sedang melakukan shalat maghrib, dan ketika ia mendengar bacaan Rasulullah SAW dari kejauhan, ia pun terjatuh dan roboh karena tidak mampu mendengarkan lantunan suara indah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Maka ia diberdirikan oleh As Sayyidina Abu Bakr As Shiddiq RA dan dibimbing untuk terus masuk ke shaf shalat dan setelah selesai shalat, ketika orang-orang mulai berdiri dan keluar dari shaf shalat, ia hanya tertunduk saja, maka Rasulullah SAW memanggilnya dan berkata:
“kemarilah mendekat kepadaku”, ia mendekat hingga lututnya bersatu dengan lutut Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam namun ia tetap menundukkan kepalanya dan berkata:
“wahai Rasulullah, aku tidak mau lagi melihat wajahmu karena mataku sudah banyak berbuat dosa”.
Maka Rasulullah SAW berkata :
“mohonlah ampunan kepada Allah”.
Maka ia berkata:
“aku meyakini bahwa Allah Maha Pengampun, namun mata yang sudah banyak berbuat dosa ini tidak lagi pantas melihat wajahmu wahai Rasulullah”.
Ia masih terus menundukkkan kepalanya maka Rasulullah SAW berkata: “angkatlah kepalamu!!”
Maka ia pun mengangkat kepalanya perlahan lahan dan beradu pandang dengan Rasulullah SAW, lalu ia kembali menundukkan kepalanya dan menangis di pangkuan Rasulullah SAW kemudian wafat dipangkuan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam.
Maka para sahabat pun kaget(terkejut) dan iri(rasa cemburu) dengan orang itu karena walaupun mereka berjihad siang dan malam namun mereka tidak sempat mendapatkan kesempatan untuk wafat dipangkuan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dan ketika itu air mata Rasulullah SAW mengalir dan jatuh di atas wajah orang itu.
Semoga telinga kita ini dapat mendengar suara kekasih Allah SWT yang paling indah kelak di hari kiamat, Aamiin.
اللّهمّ صلِّ على سيّدنا محمّدٍ وآله وصحْبه وسلِّم
اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد
Tidak ada komentar:
Write komentar