Sabtu, 27 Oktober 2018

Sekilas Tentang Habib Munzir bin Fuad al-Musawa



Nama beliau Munzir bin Fuad bin Abdurahman Al-Musawa dilahirkan di kota Cianjur,Jawa Barat tepat pada hari Jumat, 23 Februari 1973. Beliau merupakan Pembina Majelis Rasulullah SAW, Jakarta.

Nasab :Munzir bin Fuad bin Abdurrahman bin Ali bin Abdurrahman bin Ali bin Aqil bin Ahmad bin Abdurrahman bin Umar bin Abdurrahman bin Sulaiman bin Yaasin bin Ahmad Almusawa bin Muhammad Muqallaf bin Ahmad bin Abubakar Assakran bin Abdurrahman Assegaf bin Muhammad Mauladdawilah bin Ali bin Alwi Alghayur bin Muhammad Faqihil Muqaddam bin Ali bin Muhammad Shahib Marbath bin Ali Khali’ Qasim bin Alwi bin Muhammad bin Alwi bin Ubaidillah bin Ahmad Almuhajir bin Isa Arrumiy bin Muhammad Annaqibm Ali Al Uraidhiy bin Jakfar Asshadiq bin Muhammad Albaqir bin ALi Zainal Abidin bin Husein Dari Fathimah Azahra Putri Rasulullah ﷺ
.

Pendidikan :

Setelah lulus dari Sekolah Menengah Atas (SMA), beliau melanjutkan pendidikan ke

1. Ilmu Syariah Islam di Ma’had Assaqafah Al Habib Abdurrahman Assegaf di Bukit DuriJakartaSelatan

2.Kursus bhs.Arab diLPBA AssalafyJakarta timur

3. Ilmu Syariah Islam di Ma’had Al Khairat, Bekasi Timur

4. Memperdalam Ilmu Fiqh, Ilmu tafsir Al Qur;an, Ilmu hadits, Ilmu sejarah, Ilmu tauhid, Ilmu tasawuf, mahabbaturrasul ﷺ, Ilmu dakwah, dan ilmu-ilmu syariah lainnya di Ma’had Darul Musthafa, Tharim, Yaman ( Pimpinan Guru Mulia Al Musnid AlHabib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz bin Syech Abubakar bin Salim )

Pengalaman berdakwah :

“Saya kembali ke Indonesia pada tahun 1998 dan mulai berdakwah dengan mengunjungi rumah rumah, duduk dan bercengkerama dengan mereka untuk memberi mereka jalan keluar dalam segala permasalahan.Atas permintaan mereka maka mulailah saya membuka majelis. Jumlah hadirin sekitar enam orang, saya terus berdakwah dengan meyebarkan kelembutan Allah ﷻ, yang membuat hati pendengar sejuk,

saya tidak mencampuri urusan politik, dan selalu mengajarkan tujuan utama kita diciptakan adalah untuk beribadah kepada Allah ﷻ, bukan berarti harus duduk berdzikir sehari penuh tanpa bekerja dll, tapi justru mewarnai semua gerak gerik kita dg kehidupan yang Nabawi, kalau dia ahli politik, maka ia ahli politik yang Nabawi, kalau konglomerat, maka dia konglomerat yang Nabawi, pejabat yang Nabawiy, pedagang yang Nabawi, petani yang Nabawi, betapa indahnya keadaan umat apabila seluruh lapisan masyarakat adalah terwarnai dengan kenabawian, sehingga antara golongan miskin, golongan

kaya, partai politik, pejabat pemerintahan terjalin persatuan dalam kenabawiyan, inilah Dakwah Nabi Muhammad ﷺ yang hakiki,

masing masing dengan kesibukannya tapi hati mereka bergabung dengan satu kemuliaan, inilah tujuan Nabi ﷺ diutus, untuk membawa rahmat bagi sekalian alam.
Wallahua'lam Bisshawab

(۞Pengalaman ini ditulis langsung oleh Habib Munzir Al-Musawa.۞)

Tidak ada komentar:
Write komentar